Amerika Serikat (AS) mendesak agar Israel mau mempersempit zona pertempuran dan memperjelas titik aman bagi warga sipil Palestina, kata para pejabat Gedung Putih, Rabu (29/11/2023). Atas permintaan Israel, ratusan ribu warga sipil melarikan diri dari utara ke selatan. Sejak perang Israel Hamas pada Sabtu (7/10/2023), ada sekitar dua pertiga dari 2,3 juta penduduk di Gaza yang telah mengungsi ke selatan untuk menghindari zona pertempuran di utara.
Seruan pejabat AS dimaksudkan untuk mencegah jatuhnya ribuan korban jiwa akibat serangan Israel di Gaza utara, dikutip dari Arab News. Para pejabat AS yang dimaksud, mulai dari Presiden AS, Joe Biden, Departemen Luar Negeri dan Pentagon hingga di tingkat paling bawah, memohon agar pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengambil pendekatan yang lebih hati hati saat Israel melakukan serangan ke Gaza selatan, lapor News247. Dua pejabat yang membahas hal ini mengakui bahwa Washington memahami rencana Israel untuk 'memusnahkan' militan Hamas di Gaza selatan.
Namun, dua pejabat itu memperingatkan agar Israel berhati hati. Sidang Kasus Korupsi Pelabuhan Tanjung Batu Belitung, Iskandar Rosul Dituntut 6 Tahun Penjara Viral Sosok Tali Kasih Gelar Pesta Ultah ke 17 Mewah Bak Kerajaan, Habiskan Rp 3 M,Ayah Mantan Kades
Link dan Spoiler Manga Jujutsu Kaisen Chapter 249 Bahasa Indonesia: Kekuatan Tersembunyi Sukuna 4.167 Orang dari Kabupaten Blitar Menyebar ke Maladewa, Selandia Baru sampai Slovakia Kronologis Pemuda di Musi Rawas Kantongi 14 Paket Sabu, Disimpan Di Saku Celana Depan
Sosok Veronica Tan, Mantan Istri Ahok Kini Tuai Pujian, Curhat Besarkan 3 Anak Sendiri Jakarta Sengit, Cek 3 Survei Elektabilitas Pilpres 2024 Terbaru, Terjawab Capres Terkuat di Ibu Kota Halaman 4 "Kami yakin Israel bisa bergerak maju setelah perencanaan operasional memperhitungkan banyak orang yang tak berdosa," kata pejabat pertama.
Menurut pejabat AS tersebut, Israel harus meningkatkan perlindungan bagi warga sipil yang tidak bersalah, termasuk mempersempit zona pertempuran. "Serangan Hamas di Israel pada 7 Oktober telah menewaskan 1.200 orang, yang tinggal di wilayah selatan," kata pejabat pertama. Dikutip Reuters, pejabat kedua mengatakan ketika Israel merencanakan serangannya ke Gaza utara, Washington menyarankan agar Israel menggunakan kekuatan lebih kecil dari yang disusun, berhati hati dalam taktik, pergerakan, ukuran unit, hingga aturan keterlibatan.
"Mereka masih dalam tahap perencanaan untuk (menyerang) wilayah selatan. Kami mendesak mereka untuk mempertimbangkan hal ini dalam perencanaan mereka," kata pejabat itu. Bisa dibilang, kedua pejabat tersebut mengatakan AS ingin Israel memastikan bahwa mereka mengetahui di mana warga sipil berada, fokus pada target presisi bernilai tinggi dan memastikan mereka mengincar lokasi tertentu daripada melakukan serangan sembarangan. Operasi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di utara menuai kritik keras dari dunia internasional.
Bahkan di dalam negeri, Presiden AS sendiri juga dikecam karena dukungannya yang besar terhadap Israel. Berdasarkan data yang dihimpun oleh media pemerintah di Gaza, 15.242 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel. Di Gaza, sebanyak 15.000 orang tewas, setidaknya termasuk 6.150 anak dan 4.000 wanita.
Lalu di Tepi Barat yang diduduki ada 242 orang tewas dalam serangan Israel, termasuk 2.750 orang terluka. Sedangkan di pihak Israel, sejak Hamas meluncurkan 5.000 roket ke Tel Aviv, 1.200 orang telah dinyatakan meninggal.