Realitas baru adalah sekumpulan teknologi yang mengubah cara kita memandang dan berinteraksi dengan dunia dan cara kita menciptakan pengalaman mendalam di dunia baru. Realitas baru yang paling terkenal adalah realitas virtual (VR – lingkungan yang sepenuhnya digital) dan realitas tertambah (AR – tempat gambar digital ada pada dunia nyata).

Namun, evolusi teknologi berarti area baru seperti realitas campuran (MR) juga mempunyai efek yang mengganggu. MR adalah bagian dari realitas tertambah, tempat dunia nyata dan virtual bergabung untuk menghasilkan visualisasi tempat objek fisik dan digital berinteraksi secara real time. Berikut beberapa hal yang perlu diketahui mengenai realitas baru.

Apa Saja yang Perlu Diketahui Mengenai Realitas Baru?

Teknologi

Teknologi yang mendasari realitas itu sendiri bukanlah hal baru, namun daya komputasi kini tersedia untuk membuatnya benar-benar layak secara komersial. Realitas baru biasanya diakses melalui tampilan yang dipasang di kepala (HMD). Walaupun dalam kasus AR, ini bisa disediakan melalui perangkat dengan kamera dan layar tampilan, seperti tablet atau ponsel.

Potensi

Hal menarik dari realitas baru adalah potensinya dalam menggantikan perangkat seluler masa kini dan menjadi media dominan yang digunakan orang untuk berinteraksi dengan teknologi. Ia juga berpotensi untuk meningkatkan teknologi seperti konferensi video, telepresensi, dan kolaborasi jarak jauh secara signifikan. Walaupun teknologi ini banyak digunakan saat ini, banyak yang gagal memenuhi harapan awal.

VR dan AR memungkinkan berbagai jenis pengalaman dan platform baru untuk kolaborasi dan interaksi. Contoh awal dari dunia komersial adalah penggunaan VR oleh arsitek atau agen properti untuk menyediakan tur virtual gedung bagi konsumen. Teknologi AR juga digunakan di sektor manufaktur untuk pelatihan produk dan layanan teknik lapangan, membantu pemasangan dan perawatan peralatan.

Hambatan

Generasi HMD saat ini agak besar dan tidak nyaman digunakan dalam jangka waktu lama. Ada juga kekhawatiran tentang dampak psikologis dan kesehatan yang mungkin timbul karena paparan lingkungan virtual yang sangat imersif dalam waktu lama. Kendala lain dalam penerapannya adalah kepekaan budaya seputar penggunaan HMD di tempat umum, seperti yang terlihat dari penolakan GoogleGlass yang meluas karena kekhawatiran akan privasi.

Dapatkan informasi lengkapnya dengan mengunjungi website ukicfconference.org.uk.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *