Peran aparat kepolisian India kini dipertanyakan setelah kasus dua wanita diarak massa dan ditelanjangi, bahkan dilecehkan oleh segerombolan pria di negara bagian Manipur. Dilansir BBC , peristiwa memilukan itu terjadi pada 4 Mei 2023 dan viral di media sosial. Namun, baru Kamis (20/7/2023) kemarin, pihak berwenang menanggapi kasus pemerkosaan dan memburu para pelaku.
Banyak yang bertanya mengapa polisi butuh waktu lama untuk bertindak. Padahal korban sudah mengadukan kasus itu tak lama setelah kejadian. Massa dan empat pria yang memperkosa dua wanita itu juga dapat diidentifikasi dengan jelas melalui rekaman video yang viral.
BBC yang mendapat salinan pengaduan dari kerabat seorang korban melihat, sekelompok orang diduga menyeret dua wanita itu dari tahanan polisi. Lowongan Kerja PT Cipta Mandala Indonesia untuk Lulusan Minimal D 3 Lowongan Kerja PT PGAS Solution untuk Lulusan Minimal S 1
Potensi Persebaya Surabaya PSIS Semarang Berebut Striker Top Skor, Matheus Pato Beri Kode? Lowongan Kerja MRT Jakarta November 2021 untuk Lulusan S 1 Lowongan Kerja PT Grahaagung Wibawa untuk Lulusan Minimal S 1
Makan Berdua Prabowo, Akhirnya Jokowi Ungkap Bisa Tidaknya Kampanye Buat Gibran, Singgung Soal UU Jakarta Sengit, Cek 3 Survei Elektabilitas Pilpres 2024 Terbaru, Terjawab Capres Terkuat di Ibu Kota Halaman 4 "Polisi juga ada saat kejadian, tetapi tidak melakukan apapun untuk membantu mereka," terang salinan pengaduan tersebut.
Aparat kepolisian tidak membantah tuduhan tersebut. Beberapa laporan media mengutip pejabat kepolisian yang tidak mau disebutkan namanya, mengaku kalah jumlah. Seorang pejabat senior pemerintah yang juga berbicara dengan syarat anonim mengatakan kepada BBC, polisi menerima lebih dari 6.000 pengaduan sejak kekerasan dimulai pada 3 Mei 2023.
"Keterlambatan menangani kasus ini bisa karena jumlah polisi di Manipur sedikit," katanya. Menurutnya, jika pemerintah menerima video tersebut lebih awal, tersangka akan ditangkap lebih cepat. Diketahui, dua perempuan yang berusia 21 dan 42 tahun itu disebut sebagai anggota etnis minoritas Kuki.
Merekamerupakan bagian dari kelompok yang melarikan diri setelah desa mereka dibakar oleh etnis Meitei. Suku Meitei atau Meetei adalah kelompok etnis mayoritas di Manipur, India dan kerap disebut suku Manipuri. Saat melarikan diri, kedua korban malah bertemu dengan gerombolan suku Meitei.
Sejumlah orang dari suku Meitei lalu mengepung dua wanita tersebut dan memaksa mereka untuk menanggalkan baju. Dua wanita itu lalu diarak di jalan dan dianiaya oleh beberapa pria di tengah kerumunan. Mereka lantas dilempar ke lapangan dan diduga diperkosa beramai ramai.
Perdana Menteri India, Narendra Modi pun bereaksi atas kekerasan yang terjadi di India. PM Modi menyatakan, insiden tersebut merupakan aib bagi India. Ia juga meyakinkan publik bahwa mereka yang bertanggung jawab akan menghadapi kekuatan hukum penuh.
"Saya meyakinkan bangsa bahwa yang bersalah tidak akan lolos dari keadilan." "Tindakan keji terhadap putri putri Manipur tidak dapat dimaafkan," katanya. Pihak berwenang dituduh menutup mata terhadap beberapa kekejaman terburuk di Manipur.
Termasuk pemenggalan dan penyerangan yang ditargetkan, pemerkosaan dan penyiksaan terhadap wanita. Pemerintah setempat tetap diam tentang konflik tersebut.