Sebuah laporan Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) mengungkap fakta militan Hamas selama ini menggunakan senjata buatan China dan Korea Utara untuk menyerang Israel. Pernyataan tersebut dilontarkan NIS setelah melakukan investigasi tertutup. Lewat unggahan foto yang dirilis NIS, tampak jelas roket rudal yang digunakan tentara Hamas memiliki bentuk yang sama seperti granat berpeluncur roket F 7 yang diproduksi di Korea Utara.
Foto itu dirilis untuk mengonfirmasi adanya laporan Voice of America (VOA). “NIS mengumpulkan bukti spesifik mengenai skala dan waktu pasokan senjata Korea Utara ke Hamas, dari bukti yang ada Ini adalah F 7 jenis roket fragmentasi berdaya ledak tinggi,” kata mereka dalam sebuah pernyataan, melansir The Japan Times. Penemuan serupa juga diungkap Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang mengklaim telah menemukan sejumlah senjata simpanan material buatan China di gudang senjata bawah tanah Hamas.
Adapun temuan itu diantaranya seperti selongsong peluru dan pembidik senapan untuk senapan serbu M16, peluncur granat otomatis, dan perangkat komunikasi. Sumber tersebut bahkan mengatakan peralatan itu berada pada skala dan tingkat kecanggihan yang sebelumnya tidak dapat diakses oleh Hamas. Warga Kotamobagu Sulut Protes Jalannya Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Surat Suara Pemilu
Deklarasikan Dukung Prabowo Gibran, Relawan Pecinta Dangdut 02 Ingin Pekerja Seni Diperhatikan KELAKUAN Ghisca Penipu Tiket Coldplay Rp 5,1 M di Kampus, Jadi Omongan Dosen: Cantik tapi Pembohong Cara bayar tagihan PDAM lewat Shopee, Mudah dan Aman
Relawan Pecinta Dangdut 02 Pendukung Prabowo Gibran Ingin Pekerja Seni Diperhatikan 20 Latihan Soal dan Kunci Jawaban IPAS Kelas 4 SD Bab 5 Kurikulum Merdeka, Cerita Tentang Daerahku Sripoku.com Jakarta Sengit, Cek 3 Survei Elektabilitas Pilpres 2024 Terbaru, Terjawab Capres Terkuat di Ibu Kota Halaman 4
“Ini adalah teknologi persenjataan dan komunikasi kelas atas, sesuatu yang tidak dimiliki Hamas sebelumnya,” kata seorang sumber intelijen Israel. Merespons isu pengiriman senjata itu, pihak pemerintah Korut dengan tegas membantah. Pyongyang mengatakan tuduhan itu tidak berdasar, serta dirancang oleh Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Duta Besar Korea Utara untuk PBB, Kim Song, justru menuding Amerika Serikat berusaha melimpahkan kesalahan atas perang Israel Hamas ke "negara ketiga". Berbeda halnya dengan Korut, pemerintah China justru masih enggan untuk buka suara terkait tuduhan pengiriman senjata ilegal untuk Hamas dalam perang di Gaza. Sementara itu, banyak pihak menilai kedua negara Asia itu telah lama menjadi penyumbang senjata terbesar bagi militan Hamas.
Hal ini diperkuat dengan adanya potensi hubungan antara Korea Utara dan China dengan pemerintah Iran dalam perdagangan senjata dan bidang militer. Lewat dukungan dari Iran, Hamas dengan mudah bisa mendapat pasokan senjata ilegal untuk memenangkan pertempuran di jalur Gaza. Sebagai informasi dukungan seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan Iran.
Sejak perang di Gaza pecah sejak 7 Oktober lalu, Iran menjadi salah satu negara yang vokal memberikan dukungan untuk Hamas dan Palestina. Pimpinan tertinggi Iran bahkan dengan tegas menyatakan akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk membantu Hamas dalam perangnya melawan Israel. "Teheran akan terus mendukung mereka, namun tidak terlibat langsung dalam perang," jelas Komandan Pasukan Quds Iran Esmail Qaan.