Militer Israel melaporkan sekitar 50.000 warga sipil telah meninggalkan wilayah konflik di Gaza utara dan mengungsi ke wilayah selatan Palestina pada hari Rabu (08/11), di tengah pertempuran yang terus berlangsung antara militan Hamas dan pasukan Israel. "Kami melihat hari ini sekitar 50.000 warga Gaza bergerak dari Gaza utara ke Gaza selatan," kata juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari. "Mereka mengungsi karena memahami bahwa Hamas telah kehilangan kendali di utara dan di selatan lebih aman," tambahnya. "Hamas telah kehilangan kendali dan akan terus kehilangan kendali di utara," kata Hagari.
Juru bicara militer Israel tersebut lebih lanjut mengatakan, tidak akan ada gencatan senjata dengan militan Hamas, tetapi Israel telah mengizinkan adanya jeda kemanusiaan pada waktu tertentu untuk memberikan kesempatan kepada warga sipil berpindah ke selatan. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa Antonio Guterres mengatakan kepada kantor berita Reuters, jumlah kematian warga sipil di Jalur Gaza menunjukkan ada sesuatu yang "jelas salah" dengan operasi militer Israel terhadap Hamas. "Ada pelanggaran yang dilakukan oleh Hamas jika mereka menggunakan perisai manusia," kata Guterres kepada Reuters. "Namun, ketika kita melihat jumlah warga sipil yang terbunuh dalam operasi militer tersebut, jelas ada sesuatu salah," tambahnya.
Guterres juga mencatat bahwa jumlah anak anak yang terbunuh di Gaza, angkanya sangat tinggi. "Penting untuk Israel memahami bahwa ini bertentangan dengan kepentingan Israel, melihat setiap harinya banyak gambaran mengerikan tentang kebutuhan kemanusiaan yang dramatis dari rakyat Palestina," kata Guterres. "Hal itu tidak membantu Israel terkait dengan opini publik global." Aktivitas Gunung Anak Krakatau: Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 3 Km, Lima Kali Erupsi Sejak 6 Juni
Dalam 9 Jam, Gunung Anak Krakatau Erupsi Empat Kali PT Dharma Lautan Utama Resmikan Pengoperasian KM Dharma Kartika V Rute Surabaya Kupang Kades Kades Tulungagung Berangkat ke Jakarta Untuk Tagih Janji Perpanjangan Masa Jabatan 9 Tahun
Juventus vs Inter Milan, Laga Penentu bagi Max Allegri, Inzaghi Takut Aksi Dusan Vlahovic dan Rabiot Jakarta Sengit, Cek 3 Survei Elektabilitas Pilpres 2024 Terbaru, Terjawab Capres Terkuat di Ibu Kota Halaman 4 Israel telah bertekad untuk memusnahkan militan Hamas yang menguasai Jalur Gaza, sejak kelompok militan itu menewaskan 1.400 warga Israel dan menyandera lebih dari 200 orang dalam serangannya pada tanggal 7 Oktober lalu.
Israel telah membalas Hamas dengan serangan udara ke Gaza, memberlakukan pengepungan dan melancarkan serangan daratnya. Menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza, lebih dari 10.500 warga Palestina telah terbunuh, dengan angka yang belum dapat diverifikasi secara independen. "Italia mengirimkan sebuah kapal rumah sakit ke perairan lepas pantai Gaza untuk membantu merawat para korban konflik Israel Hamas", ungkap Menteri Pertahanan (Menhan) Italia Guido Crosetto. Kapal tersebut diberangkatkatkan hari Rabu (08/11) dari Pelabuhan Civitavecchia, Italia barat, dekat Roma, dengan 170 staf medis, termasuk 30 orang yang terlatih menangani situasi darurat medis, tambah Crosetto.
Menhan Italia itu juga menambahkan, negaranya sedang berusaha untuk dapat mengirimkan sebuah rumah sakit lapangan ke Gaza. Kapal rumah sakit ini nantinya akan singgah di Siprus sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan ke wilayah paling dekat dengan Jalur Gaza. Para korban yang terluka akan dibawa ke kapal untuk mendapatkan perawatan medis dan kemudian dikembalikan ke Gaza. "Kami adalah yang pertama melakukan operasi kemanusiaan seperti ini di wilayah itu dan kami berharap negara negara lain dapat mengikuti (langkah) kami," kata Crosetto.
Sementara itu, Belanda juga mengatakan akan mengirimkan kapal militernya menuju Siprus untuk membantu operasi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza. "Kapal ini juga berpotensi digunakan untuk evakuasi", kata Menteri Pertahanan Belanda Kajsa Ollongren. Kapal angkatan laut Belanda dijadwalkan berangkat pada pertengahan November dan tiba di Siprus sekitar 10 hari kemudian. Satu unit angkatan laut Belanda sudah ditempatkan di Siprus, termasuk dua pesawat angkut. Menurut Menhan Belanda, pesawat tersebut dapat digunakan untuk membawa pasokan medis ke Jalur Gaza. RTR,AP,AFP(kp/ha/as)