Sudah menjadi sebuah kepastian, menopause akan dialami semua perempuan. Ketika proses alami itu terjadi pada tubuh perempuan, maka menurunkan kualitas hidupnya, baik secara fisik maupun mental. Tak jarang perempuan merasa hidupnya berakhir jika sudah mengalami menopause, karena merasa kesehatan tubuh langsung menurun dan kerap mengalami stress.

Menopause merupakan proses biologis yang terjadi pada semua perempuan, yang awalnya ditandai dengan perimenopause. Pada masa perimenopause, seorang perempuan akan mengalami beberapa gejala, dan gejala tersebut akan bertahan ataupun bertambah bahkan saat Menopause terjadi. Maka, penting bagi perempuan untuk bisa mengatasi situasi ini, baik sebelum, saat, dan sesudah menopause terjadi.

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Klinik Health 360 dr. Ni Komang Yeni Dhana Sari, Sp.OG menjelaskan, walaupun terjadi secara natural dan terjadi pada semua perempuan, bukan berarti mereka tidak mengalami kesulitan menjalaninya. Perempuan Perlu Lakukan Persiapan Sebelum Menopause, Apa Saja? KOALISI Anies Ganjar Menguat, Sinyal PDIP dan Nasdem Bersatu, Bagaimana Nasib Ahok?Ini Jawaban Anies Halaman 4

Jakarta Sengit, Cek 3 Survei Elektabilitas Pilpres 2024 Terbaru, Terjawab Capres Terkuat di Ibu Kota Halaman 4 Beberapa gejala sering kali membuat perempuan menopause mengalami kesulitan, kesakitan, ataupun kurangnya percaya diri. Gejalan menopause tersebut seperti obesitas di mana lingkar perut lebih dari 80 cm, siklus menstruasi yang tidak seperti biasa, vagina kering, semburan panas (hot flashes), demam, keringat pada malam hari dan gangguan tidur, perubahan metabolisme, rambut rontok, payudara mengendur, tekanan darah meningkat, kolesterol dan gula darah meningkat, hingga akhirnya bisa mempengaruhi kondisi mental mereka.

Gejala gejala tersebut bahkan terjadi beberapa tahun sebelum menopause dan terus berlanjut bahkan setelah menstruasi berhenti. “Setiap perempuan biasanya menghadapi risiko unik berdasarkan genetika dan faktor lainnya. Sehingga, sangat penting bagi perempuan untuk memahami cara melindungi diri dari meningkatnya risiko kesehatan lain setelah menopause," kata dia dalam kegiatan di Jakarta Selatan, Kamis (30/11/2023). Selain perubahan bentuk tubuh dan gangguan kesehatan umum, penurunan hormon estrogen selama Menopause dapat meningkatkan risiko dari beberapa penyakit.

Yang pertama, bahaya terbesar yang mereka hadapi setelah menopause sebenarnya adalah penyakit jantung. Alasan utamanya karena salah satu tugas estrogen adalah membantu menjaga pembuluh darah tetap fleksibel, sehingga berkontraksi dan melebar untuk mengakomodasi aliran darah. "Begitu estrogen berkurang saat menopause, fungsi ini pun akan menurun,” jelas dr. Yeni.

Selain penyakit jantung, beberapa penyakit yang risikonya semakin meningkat saat menopause yaitu: 1. Osteoporosis (sebelum menopause, tulang wanita dilindungi oleh estrogen sehingga fungsi ini akan hilang); 2. Obesitas (menopause menyebabkan tubuh bertambah gemuk dan kehilangan massa jaringan tanpa lemak);

3. Infeksi Saluran Kemih/ISK (vagina yang semakin kering dan tipis menyebabkan bakteri lebih mudah berkembang); 4. Inkontinensia Urin (lapisan estrogen yang hilang pada lapisan kandung kemih membuat otot vagina mengendur). “Kenyataan ini membuktikan bahwa ada baiknya perempuan serta orang orang disekitarnya tidak meremehkan Menopause karena jika tidak ditangani dengan tepat bisa membahayakan perempuan," ungkap dia.

Jika mengalami gejala dan efek yang berat sebelum, saat, dan setelah menopause, tentu ada terapi yang bisa dilakukan. Misalnya, terapi hormon, di mana terapi estrogen bisa jadi pilihan pengobatan paling efektif untuk meredakan hot flashes menopause serta memperbaiki beberapa fungsi tubuh. Namun, sebelum memutuskan pengobatan apapun, perempuan harus tahu bahwa risiko perubahan tubuh dan risiko timbulnya penyakit akibat menopause harus tetap dicegah terlebih dahulu dengan kebiasaan hidup sehat seperti berolahraga teratur, mengonsumsi makanan bernutrisi sehat dan gizi seimbang, dan menghilangkan kebiasaan buruk seperti merokok dan minum miras.

Seperti, perempuan harus rutin olahraga sebanyak 3×50 menit per minggu (total bergerak 150 menit per minggu) sesuai dengan anjuran WHO. Tentu saja dengan jenis aktivitas yang disesuaikan dengan usia. Aktivitas ini juga bisa membantu mengurangi resiko gangguan mental yang juga kerap timbul akibat Menopause.

Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *