Pertemuan Rusia Korut di Mata Jenderal AS: Raungan Minta Tolong Putin ke Kim Jong un Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dikabarkan berencana bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin akhir bulan ini. Pertemuan Vladimir Putin dan Kim Jong Un itu diagendakanmembahas pasokan senjata tambahan ke Moskow untuk invasi ke Ukraina, merujuk laporan The New York Times pada Senin, mengutip pejabat Amerika.
Menurut laporan media AS itu, dari pertemuan tersebutPutin berharap mendapat tambahan peluru artileri dan rudal antitank dari Kim. Sementara Korea Utara sedang mencari sistem satelit dan kapal selam bertenaga nuklir yang lebih baik. Kim juga dilaporkan "mencari bantuan pangan untuk negaranya yang miskin."
Namun, jenis senjata yang ditawarkan Korea Utara kemungkinan besar tidak akan memiliki "singnifikansi besar" dalam perang Putin di Ukraina. Warga Kotamobagu Sulut Protes Jalannya Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Surat Suara Pemilu Deklarasikan Dukung Prabowo Gibran, Relawan Pecinta Dangdut 02 Ingin Pekerja Seni Diperhatikan
KELAKUAN Ghisca Penipu Tiket Coldplay Rp 5,1 M di Kampus, Jadi Omongan Dosen: Cantik tapi Pembohong Cara bayar tagihan PDAM lewat Shopee, Mudah dan Aman Relawan Pecinta Dangdut 02 Pendukung Prabowo Gibran Ingin Pekerja Seni Diperhatikan
20 Latihan Soal dan Kunci Jawaban IPAS Kelas 4 SD Bab 5 Kurikulum Merdeka, Cerita Tentang Daerahku Sripoku.com Jakarta Sengit, Cek 3 Survei Elektabilitas Pilpres 2024 Terbaru, Terjawab Capres Terkuat di Ibu Kota Halaman 4 Hal ini diungkapkan Pensiunan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat Mark Hertling, yang berbicara dengan Jim Acosta dari CNN pada hari yang sama.
“Anda membuka ini dengan mengatakan bahwa mereka adalah dua rival terbesar Washington,” kata Hertling kepada Acosta dalam The Situation Room edisi Senin. “ (Selain rival terbesar AS) Mereka (Putin dan Kim Jong Un) juga merupakan dua pemimpin putus asa negara negara paria (hina) yang paling terkenal di dunia," kata Hertling. “Ini akan menarik banyak perhatian,” tambah Hertling.
Dia menganalisis, pertemuan ini bermakna keputusasaan Vladimir Putin untuk mencari bantuan bagi keperluan perang Rusia melawan Ukraina. “Ini menunjukkan bahwa Putin sedang berusaha keras mencari bantuan,” kata Hertling. Seperti diketahui, Moskow telah terisolasi dari sebagian besar dunia di berbagai bidang mulai dari ekonomi hingga militer sejak melancarkan invasi besar besaran ke Ukraina pada Februari 2022.
Terisolasinya Rusia itu gegara sanksi yang didukung oleh Amerika Serikat dan sekutu Barat lainnya yang juga telah memasok bantuan militer senilai miliaran dolar ke Kiev. Putin pada satu titik tampaknya menemukan teman pada diri China, meskipun tampaknya aliansi yang longgar tersebut sudah kehilangan kekuatannya. Sejak melancarkan serangan balasan pada bulan Juni, Ukraina juga secara perlahan tapi pasti telah merebut kembali permukiman yang diduduki Rusia di sepanjang garis depan, sementara Kremlin harus menghadapi masalah moral tambahan di kalangan pasukan Moskow.
“Rusia berada dalam situasi putus asa saat ini,” kata purnawirawan Mayor Jenderal Angkatan Darat AS, James A. “Spider” Marks, yang bergabung dengan Hertling di acara CNN. “Senjata tambahan dari Korea Utara ke Rusia sama sekali tidak mengejutkan,” kata Marks. “Mereka menggunakan sistem senjata kaliber yang sama. Jadi ini merupakan sebuah keunggulan. Tapi sekali lagi, ini tidak akan mengubah hasil pertempuran di Ukraina secara strategis.”
Hertling menambahkan bahwa persenjataan yang ada di gudang Kim adalah “peluru artileri kaliber besar. "Bukan senjata presisi, bukan jenis yang dapat diarahkan dan mengenai sasaran dalam jarak 10 kaki atau 10 meter,” kata Herling “Jumlahnya banyak,” kata Hertling.
“Sekarang, kuantitas mempunyai kualitas tersendiri, jangan salah paham. Namun kita telah melihat pasukan Ukraina menggunakan senjata presisi dengan efek yang besar dan mereka berhasil melumpuhkan banyak artileri Rusia dalam baku tembak balasan," katanya. "Saya pribadi tidak berpikir dari sudut pandang militer bahwa hal ini (bantuan Korut ke Rusia) akan memiliki banyak arti penting…dalam pertempuran di Ukraina," katanya.